Apa itu FCR Ayam? Cara Menghitungnya dan Pengaruhnya Terhadap Usaha Broiler

Bagi peternak Broiler pemula kita sering mendengar atau bahkan melihat FCR dalam Rincian hasil perhitungan pengahasilan peternak dari perusahaan kemitraan yang kita ikuti.

Sebenarnya apa itu FCR dan apa fungsi angka pada perhitungan FCR.

Pertama akan saya jelaskan apa itu FCR, FCR adalah kependekan dari kata FEED CONVERTION RATIO yang artinya jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah Rasio Konversi Pakan.

Jadi FCR adalah nilai konversi pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 kg daging pada ayam.

FCR digunakan untuk mengukur seberapa efisienkah pakan yang dimakan oleh ayam untuk menghasilkan daging.

Jika nilai FCR lebih kecil berarti pakan yang dipakai akan lebih efisien, sebaliknya jika semakin besar nilai angka FCR yang dihasilkan maka akan semakin boros pakan yang digunakan atau menghasilkan 1 kg daging.

Baca Juga : Kelebihan dan kekurangan Sistim kontrak perusahaan kemitraan dalam usaha budidaya Broiler

Untuk mengukur nilai FCR biasanya perusahaan penetasan dan breeding akan memberikan standar FCR yang mereka keluarkan, Standar FCR pada setiap Breeding bisa saja berbeda sesuai dengan strain dari Ayam broiler yang mereka tetaskan.

Berikut adalah rumus FCR yang bisa kita gunakan untuk menghitung tingkat efisiensi dalam usaha budidaya ayam broiler.

                 pakan (kg)
FCR =     --------------
            bobot ayam (kg)

Jadi FCR bisa dihitung dengan mebagi jumlah pakan yang dimakan dengan jumlah daging yang dihasilkan.

contoh kasus pertama:

*Budi mempunyai ayam 1000 ekor dengan berat panen total 1.800 kg
*Ayam Budi menghabiskan pakan Total 3.000 kg
berapa FCR yang dihasilkan Ayam roiler milik Budi

jawabanya adalah :

               3.000 kg (pakan)
FCR =  ---------------------- = 1,666
               1.800 kg daging

jadi FCR yang didapat dalam pemeliharaan ayam broiler Budi adalah 1,666 ( satu koma enam ratus enam puluh enam )

apakan nilai tersebut Bagus?

Baca Juga : Tabel Standar FCR Ayam Broiler

Jawabanya adalah bisa bagus bisa tidak, tergantung dari standart FCR yang diberikan Perusahaan kemitraan atau Breeding yang bekerjasama dengan peternak. dan juga jangan Lupa nilai kontrak yang diberikan perusahaan kemitraan juga dapat berpengaruh pada nilai FCR yang didapat.

selanjutnya akan saya buatkan contoh kasus yang kedua

*Udin Mempunyai ayam 1000 ekor dengan bobot Panen yang dihasilkan adalah 1.800 kg.
*Ayam Udin menghabiskan pakan sebanyak 3100 kg.

Berapa FCR yang dihasilkan Ayam roiler milik Udin ?

jawabanya adalah :

               3.100 kg (pakan)
FCR =  ---------------------- = 1,722
               1.800 kg daging

jadi FCR yang didapat dalam pemeliharaan ayam broiler Budi adalah 1,722 ( satu koma tujuh ratus dua puluh dua ).

Dari kedua contoh kasus diatas bisa kita lihat bahwa dalam budidaya ayam Broiler Budi mendapatkan FCR 1,666 sedangkan Udin mendapatkan FCR 1,722.

Kesimpulanya adalah  nilai FCR yang didapat Budi lebih rendah daripada nilai FCR yang didapat si Udin.
Sehingga usaha budidaya ayam broiler yang dilakukan Budi lebih Efisien daripada Usaha Budidaya broiler yang dilakukan oleh Udin.